Makalah Dari Al-Quran dan Aspek Ilmu Pengetahuan
DISUSUN OLEH :
1. Ariyandi (1400003212
2. Ryandaru Awan Ikasmara (1400003216)
3. Faisal Nur Syamsu (1400003223)
4. Aam Amelia (1400003189)
5. Zusrina Diah Alfi (1400003223)
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
Tim Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Mukjizat Dari Al-Qur’an dan Aspek Ilmu Pengetahuan” yang
merupakan salah satu tugas terstruktur Studi Islam 1 pada semester satu.
Dalam makalah ini
kami membahas mengenai bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar
belakang, tujuan dan manfaat penulisan, mengindentifikasi kerangka teori,
formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan saran dalam
pengelolaan kelas
Dalam
menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim Penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Fajar Rachmadhani selaku
Dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan yang telah
memberikan tugas mengenai “Mukjizat Dari Al-Qur’an dan Aspek Ilmu Pengetahuan”
ini sehingga pengetahuan Tim Penulis dalam penulisan makalah ini semakin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami dikemudian
hari.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat
Penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah
memberikan manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun
akan Tim Penulis terima dengan senang hati.
Yogyakarta, 25 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….... i
Daftar
Isi……………………………………….............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………………….......1
C.
Tujuan Penulisan……………………………………………………………………....2
D.
Manfaat Penulisan.………………………………………………………………….....2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mukjizat AlQuran……………………………………………………........3
B.
Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Bahasa…………………………………………….....6
C.
Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Hukum Illahi Yang Sempurna…………....................8
D.
Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Gaya Bahasa…………...............................................8
E.
Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Berita Tentang Hal-hal Yang Ghaib...........................9
F.
Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Isyarat-isyarat
ilmiah...................................................9
G. Faedah Mukjizat Al-Quran..........................................................................................11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………..12
B.
Saran…………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran
tidak henti-hentinya diteliti dan dikaji. Kandungan kitab suci tersebut terus
menerus digali oleh para pengkajinya. Mereka berusaha menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tentang otentisitas al-Quran, kebenaran kandungannya,
nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya, dan eksistensi al-Quran
sebagai mukjizat abadi Nabi Muhammad saw. Kajian al-Quran sebagai mukjizat ini
berkenaan dengan kehebatan al-Quran dalam menantang dan mengalahkan berbagai
upaya orang-orang yang mencari atau mencari-cari kekurangan atau kelemahan
al-Quran. Tantangan al-Quran dan kemampuan mengalahkan “musuh-musuhnya” itu ini
dinamakan i’jaz atau mukjizat al-Quran.
I’jaz atau
mukjizat al-Quran adalah studi tentang bagaimana al-Quran mampu melindungi
dirinya dari beragam “serangan”, baik yang berbentuk ketidakpercayaan, maupun
keragu-raguan sampai pengingkaran terhadapnya. Pada saat yang sama, al-Quran
juga mampu melakukan counter attack yang mampu mementahkan dan
mengalahkan serangan-serangan tersebut. Makalah ini akan membahas tentang
pengertian mukjizat, segi-segi kemukjizatan al-Quran, dan faedah mukjizat
Al-Quran
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian
mukjizat Al-Quran.
2. Mukjizat
Al-Quran Dari Segi Bahasa.
3. Mukjizat
Al-Quran Dari Hukum Illahi Yang Sempurna
4. Mukjizat
Al-Quran Dari Gaya Bahasa.
Mukjizat
Al-Quran Dari Berita Tentang Hal-hal
Yang Ghaib
6. Mukjizat
Al-Quran Dari Isyarat-isyarat Ilmiah.
- Faedah Mukjizat Al-Quran.
C. Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian Al-Quran secara mendalam,
memahami mukjizat Al-Quran dari segala aspek ilmu pengetahuan. Selain itu juga
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Islam 1.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat pembuatan
makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
dapat memahami apa yang dimaksud dengan mukjizat Al-Quran.
2. Memahami
mukjizat Al-Quran dari segala aspek ilmu pengetahuan.
3. Memahami
faedah dari mukjizat Al-Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mukjizat AlQuran
Kitab
suci Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai petunjuk umat manusia. Al-Quran adalah mukjizat abadi yang membuktikan
kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW. Secara etimologis mukjizat
berasal dari kata a’jaza-yu’jizu-I’jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan
tidak mampu. Pelakunya atau ism fa’il (yang melemahkan) disebut mu’jiz.
Sedangkan pengertian Al-Quran secara terminologis adalah ketidakmampuan
siapapun untuk menjawab tantangan Al-Quran sebagai bukti kebenaran Risalah Nabi
Muhammad SAW. Al-Quran menantang siapa saja, baik manusia maupun jin untuk
membuat kitab suci seperti Al-Quran. Namun
ada juga beberapa ulama yang berpendapat mengenai mukjizat Al-Quran secara terminologis,
diantaranya sebagai berikut :
1. Manna Khalil Al Qaththan
I’jaz
adalah menampakkan kebenaran Nabi SAW dalam pengakuaan orang lain sebagai rasul
utusan Allah SWT dengan menampakan kelemahan orang-orang Arab untuk
menandinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu Al-Qur’an dan
kelemahan-kelemahan generasi sesudah mereka.
2. Ali al Shabuniy
I’jaz
ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok maupun bersama-sama
untuk menandingi hal yang serupa dengannya, maka mukjizat merupakan bukti yang
datangnya dari Allah swt yang diberikan kepada hamba-Nya untuk memperkuat
kebenaran misi kerasulan dan kenabianya. Sedangkan
mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan tantangan yang
tidak mungkin dapat ditandingi oleh siapapun dan kapanpun.
3. Muhammad Bakar Ismail
Mukjizat
adalah perkara luar biasa yang disertai dan diikuti tantangan yang diberikan
oleh Allah swt kepada nabi-nabiNya sebagai hujjah dan bukti yang kuat atas misi
dan kebenaran terhadap apa yang diembannya yang bersumber dari Allah swt.
Dari
ketiga definisi di atas dapat di fahami antara I’jaz dan mukjizat itu dapat dikatakan melemahkan. Hanya saja
pengertian I’jaz di atas mengesankan batasan yang lebih spesifik, yaitu
Al-Qur’an. Sedangkan pengertian mukjizat, menegaskan batasan yang lebih luas,
yakni bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkara-perkara lain yang tidak
mampu dijangkau manusia secara keseluruhan. Dengan demikian dalam konteks ini
antara pengertian I’jaz dan mukjizat itu saling melengkapi, sehingga nampak
jelas keistimewaan dari ketetapan-ketetapan Allah yang khusus diberikan kepada
Rasul-rasul pilihan-Nya sebagai salah satu bukti kebenaran misi kerasulan yang
dibawahnya.
Ditampilkan
I’jaz atau mukjizat itu bukanlah semata-mata bertujuan untuk menampakkan
kelemahan manusia untuk menandinginya tetapi untuk menyakinkan mereka bahwa
Muhammad SAW adalah benar-benar utusan Allah Al-Qur’an dan itu benar-benar
diturunkan disisi Allah swt. Kepada Muhammad yang mana Al-Qur’an itu sama
sekali bukanlah perkataan manusia atau perkataan lainnya.
Al-Quran
digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menantang orang-orang pada masa beliau
dan generasi sesudahnya yang tidak percaya akan kebenaran Al-Qur’an sebagai
firman Allah (bukan ciptaan Muhammad) dan tidak percaya akan risalah Nabi saw
dan ajaran yang di bawanya. Terhadap mereka sesungguhnya mereka memiliki
tingkat
fashahah dan balaghah sedemikian tinggi dibidang bahasa Arab.
Nabi meminta mereka untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan.
Pertama
: Al-Quran menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Quran secara utuh.
Allah SWT befirman :
قل لئن اجتمعت
الإنس والجن على أن يأتوا بمثل هذا القرآن لا يأتون بمثله ولو كان بعضهم لبعض
ظهيرا
|
“Katakanlah,
sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an
ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi yang sebagian lagi”(Q.S. Al-Isra 17:88).
Kedua
: Al-Quran menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Quran 10 surat
saja. Allah SWT befirman :
أم يقولون افتراه
قل فأتوا بعشر سور مثله مفتريات وادعوا من استطعتم من دون الله إن كنتم صادقين
|
فإن لم يستجيبوا لكم فاعلموا أنما
أنزل بعلم الله وأن لا إله إلا هو فهل أنتم مسلمون
|
“Bahkan mereka
mengatakan, – Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu. Katakanlah (kalau
demikian) maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang
menyamainya. Dan panggilah orang-orang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah,
jika kamu memang orang-orang yang benar. Jika mereka yang kamu panggil itun
tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah (Q.S. Hud : 13-14)”
Ketiga
: Al-Quran menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Quran satu surat saja.
Allah SWT befirman :
أم يقولون افتراه
قل فأتوا بسورة مثله وادعوا من استطعتم من دون الله إن كنتم
صادقين
“Atau
(patutkah) mereka mengatakan Muhammad membuatnya. Katakanlah (kalau benar yang
kamu katakan itu) maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya (Q.S. Yunus 10:38)”
Kelahiran
ilmu kalam di dalam Islam mempunyai implikasi lebih tepat
untuk di katakan sebagai kalam. Di dalam kalam, dimana tokoh-tokoh ilmu kalam
ini mulai tampak ketika membicarakan kemakhlukan Qur’an maka pendapat dan
pandangan mereka berbeda-beda dan beraneka ragam.
Abu Ishaq Ibrahim
an-Nizam dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemukjizatan Qur’an
adalah dengan cara sirfah (pemalingan). Arti sirfah dalam pandangan an-Nizam
ialah bahwa Allah memalingkan orang-orang Arab untuk menentang Qur’an, padahal
sebenarnya mereka mampu menghadapinya. Pendapat tentang sirfah ini batil dan di
tolak oleh Qur’an sendiri. Dalam fimanNya :
قل لئن اجتمعت
الإنس والجن على أن يأتوا بمثل هذا القرآن لا يأتون
بمثله ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا
“ Sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Qur’an ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (al-Isra’ (17):88)
Satu golongan
ulama berpendapat Qur’an itu mukjizat dengan balaghah-Nya yang mencapai tingkat
tinggi dan tidak ada bandingannya. Sebagian yang lain berpendapat segi
kemukjizatan Al Qur’an itu ialah karena mengandung badi’ yang sangat unik dan
berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang Arab. Golongan yang lain
berpendapat bahwa Al Qur’an itu terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal
ghaib yang akan datang yang tidak dapat diketahui kecuali dengan wahyu. Satu golongan
berpendapat Al Qur’an itu mukjizat karena ia mengandung bermacam-macam ilmu
hikmah yang sangat dalam.
B. Mukjizat Al-Quran Dari Aspek Bahasa
Mukjizat dari segi
bahasa dapat dilihat dari sususnan kata dan kalimatnya, ketelitian dan
keseimbangan redaksinya. Dalam hal susunan kata dan kalimatnya dapat dilihat
dari hal-hal berikut :
1. Nada dan langgamnya
Ayat- ayat alqur’an bukanlah syair
atau puisi tetapi kalau kita dengar akan nampak keunikan dalam irama dan
ritmenya. Hal ini disebabkan oleh huruf dari kata – kata yang
dipilih melahirkan keserasian bunyi dan kemudian kumpulan kata – kata itu
melahirkan pula keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat- ayatnya .
2. Singkat dan
padat
Dalam al-qur an banyak kita jumpai
ayat- ayat nya singkat tetapi padat artinya , sehingga menyababkan berbagai
macam pemahaman dari setiap mereka yang membacanya .
3. Memuaskan para
pemikir kebanyakan orang
Bagi orang awam, ayat Al-Qur an
mungkin terasa biasa, tetapi bagi para filosof dengan ayat yang sama akan melahirkan
pemahaman yang luar biasa.
4. Memuaskan akal dan jiwa
Adakalanya seseorang
berbicara dapat memuaskan akal pikiran, tetapi tidak memuaskan rasa. Sebaliknya
ada yang dapat merasakan rasa tetapi tidak memuaskan akal pikiran.
5. Keindahan dan ketepatan maknanya
Al-Quran menggambarkan
sesuatu dengan indah tepat, seperti yang dijelaskan dalam Surat Az-Zumar ayat
71 dan 73. Surat tersebut menjelaskan dengan indah bagaimana orang-orang kafir
digiring ke neraka dan orang-orang yang bertaqwa diantar ke surga.
6. Ketelitian redaksinya
a. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Beberapa contoh,diantaranya:
Al-hayah (hidup) dan al-maut (mati),masing-masing
sebanyak 145 kali.
An-nafu (manfaat) dan Al-madharah (mudarat),masing-masing
sebanyak 50 kali
Ash-shalihat (kebajikan) dan as-sayyiat (keburukan),masing-masing167
kali
Ath-thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan adh-dhiq
(kesempitan/ kekesalan),masing-masing13
kali.
Ar-rabah (cemas/takut) dan ar-raghbah (harap/ingin),masing-masing
8 kali.
b. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukkan akibatnya.
Al-infaq
(infaq) dngan ar-ridha (kerelaan),masing-masing 73 kali.
Al-bukhl
(kekikiran) dengan al- hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali.
Al-kafirun
(orang-orang kafir) dengan an-nar/al-ahraq (neraka/pembakaran), masing- masing 32 kali.
As-salam
(kedamaian) dernagan Ath-thayybat (kebajikan), masing-masing 60 kali.
c.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata
penyebabnya.
Al-israf (pemborosan) , dengan as-sur’ah
(ketergesaan), masing-masing 23 kali.
Al- maw’izhah (nasehat/petuah) dengan al-lisan
(lidah), masing-masing 25 kali.
Al- asra (tawanan) dengan al- harb (perang) masing-
masing 6 kali.
As-salam (kedamaian) dengan ath-thayyibat (kebajikan)
masing-masing 60 kali.
d. Keseimbangan
khusus, contoh antara lain :
Kata yawn (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak
hari-hari dalam setahun,
sedangkan kata hari yang menunjukkan bentuk jamak (ayyam) dan mutsanna (yaumain) hanya berjumlah 30 kali, sama
dengan jumlah hari dalam sebulan. Di
sisi lain, kata yang berarti bulan (syahr)
hanya terdapat 12 kali sama dengan jumlah dalam
setahun.
C. Mukjizat Al-Quran Dari Hukum
Illahi Yang Sempurna
Al Qur’an menjelaskan pokok akidah,
norma-norma keutamaan, sopan-santun, undang-undang, ekonomi, politik, sosial
dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Apabila kita memperhatikan
pokok-pokok ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa Islam telah
memperluasnya dan menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah amaliyah,
seperti zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliyah sekaligus
ibadah badaniyah, seperti berjuang di jalan Allah. Tentang akidah Al Qur’an
mengajak umat manusia pada akidah yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada
Allah Yang Maha Agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab
samawi. Dalam bidang undang-undang, Al Qur’an telah menetapkan kaidah-kaidah
mengenai perdata, pidana, politik, dan ekonomi. Adapun mengenai hubungan
internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang paling sempurna dan
adil, baik dalam keadaan damai maupun perang.
Al Qur’an menggunakan dua cara
tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum.
a.
Secara global Persoalan ibadah umumya diterangkan
secara global, sedangkan perinciannya diserahkan
kepada para ulama melalui ijtihad.
b.
Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang
berkaitan dengan utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara
kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
D. Mukjizat Al-Quran Dari Gaya bahasa
Gaya bahasa Al Qur’an membuat orang
Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al Qur’an secara tegas menentang
semua sastrawan para orator Arab untuk menandingi ketinggian Al Qur’an baik
bahasa maupun susunannya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka
mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mencapat cemoohan dari masyarakat.
Diantara pendusta
dan musyrik Arab pada saat itu yang berusaha untuk menandingi ialah Musailimah
Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat Arab lain pada waktu itu yang ingin
menandingi kalam Allah itu, namun selalu mengalami kegagalan.
E. . Mukjizat Al-Quran Dari Berita Tentang Hal-hal Yang Ghaib
Sebagian ulama mengatakan bahwa
mukjizat Al Qur’an itu adalah berita-berita ghaib. Firaun, yang mengejar-ngejar
Musa, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92 Allah berfirman:
فَلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ
بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ايَةً وَاِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ
ايتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari
ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahnya dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuatan kami.”
Cerita peperangan Romawi dengan
Persia yang dijelaskan dalam surat Ar-rum (30) ayat 1-5 merupakan satu berita
ghaib lainnya yang disampaikan Al Qur’an, Allah berfirman:
الم
غلبت الروم
|
في أدنى الأرض
وهم من بعد غلبهم سيغلبون
|
في بضع سنين لله
الأمر من قبل ومن بعد ويومئذ يفرح المؤمنون
|
بنصر الله ينصر
من يشاء وهو العزيز الرحيم
|
“Alif Laam
Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah lah
urusan sebelum dan sesudah mereka menang. Dan di hari kemenangan bangsa Romawi
itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya.”
F.
Mukjizat Al-Quran Dari Isyarat-isyarat
Ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang
ditemukan dalam Al Qur’an misalnya:
a.
Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan
merupakan pantulan sebagaimana yang dijelaskan firman Allah berikut:
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا
وقدره منازل لتعلموا عدد
السنين والحساب ما خلق الله ذلك إلا
بالحق يفصل الآيات لقوم يعلمون
“Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya munzilah-munzilah
(tempat-tempat) bagi perjalan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan
dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.” (Q.S. Yunus (10): 5).
b. Perbedaan
sidik jari manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah
berikut:
“Bukan demikian, sebenarnya kami
kuasa menyusun kembali jari-jemarinya dengan sempurna.”
c. Aroma/bau
manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan firman Allah berikut:
وإن كنتم في ريب
مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله إن كنتم
صادقين
|
“Tatkala kafiah itu keluar (Dari
negeri Mesir), ayah mereka berkata “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu
kamu membenarkan aku).” (Q.S. Al-Baqarah
(2): 23)”
d. Adanya
nurani (super ego) dan bawah sadar manusia, sebagaimana diisyaratkan firman
Allah berikut:
“Bahkan manusia
itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia mengemukakan
alasan-alasannya. (Q.S. Al-Qiyamah (75): 14)”
e. Masa
penyusuan yang tepat dan masa kehamilan minimal sebagai wara diisyaratkan
firman Allah berikut:
“Para ibu
hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makanan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang makruf.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 233 ”
f. Kurangnya
oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas, hal ini diisyaratkan oleh
firman Allah berikut:
“Barang siapa
yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama Islam) dan barang siapa yang
dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendekati langit. Begitulah Allah menimpakan
siksa kepada ;orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-An’am (6): 25)”
G. Faedah Mukjizat
Al-Quran
Mukjizat
Al-Quran dapat memberikan manfaat bagi orang yang mempelajari dan
mengkaji. Baik itu orang awam
ataupun para ilmuan, cendikiawan, dan semua kalangan manusia
yang senantiasa
mempergunakan akal sehatnya. Adapun manfaat yang dapat dipetik dari I’jaz
al-Quran akan disebutkan dibawah ini.
1.
Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan
redaksial-Quran dapat memberikan kesegaran kepada akal dan hati, baik orang
awam ataupun kaum cendikiawan.
2.
Gaya bahasa yang indah dapat dijadikan sebagai media
dakwah untuk menarik hati orang.
3.
Dengan adanya berita-berita ghaib, itu dapat dijadikan
ibrah guna memperkokoh iman kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah yang
benar.
4.
Dapat dijadikan hujjah dalam menyampaikan kebenaran
al-Qur’an bagi orang-orang yang ragu.
5.
Dapat mengokohkan keyakinan akan kebenaran Risalah
Muhammad Saw.
6.
Dapat mengetahui keagungan Allah dengan mengenal
isyarat ilmiah yang ada di alam dunia.
7.
Dapat menjadi motivasi untuk selalu bereksperimen,
berinovasi, dan berkarya dalam ilmu pengetahuan.
8.
Mengetahui kelemahan dan kekurangan manusia.
9.
Aturan-aturan hukumnya dapat dijadikan sebagai landasan
dalam beribadah, baik ibadah secara vertikal ataupun horizontal. Dapat menjaga
kehormatan, harta, jiwa, akal, dan keturunan dengan menganut dan mengindahkan
tasyri-Nya
1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua uraian
materi yang telah kami kupas dalam makalah ini, kami Tim Penulis menyimpulkan
beberapa point penting terkait dengan pengelolaan kelas sebagai berikut :
1. Pengertian
Mukjizat Al-Quran
Secara
etimologis
mukjizat berasal dari kata a’jaza-yu’jizu-I’jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Pelakunya atau ism fa’il (yang melemahkan) disebut mu’jiz. Sedangkan pengertian Al-Quran secara terminologis
adalah ketidakmampuan
siapapun untuk menjawab tantangan Al-Quran sebagai bukti kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW.
2. Segi-segi
kemukjizatan Al-Quran
a. Segi
bahasa
b. Hukum
illahi yang sempurna
c. Gaya
bahasa
d. Berita
tentang hal-hal yang ghaib
e.
Isyarat-isyarat ilmiah
3. Faedah
Mukjizat Al-Quran
a.
Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan redaksial-Quran dapat
memberikan kesegaran
kepada akal dan hati, baik orang awam ataupun kaum cendikiawan.
b. Gaya bahasa yang indah dapat
dijadikan sebagai media dakwah untuk menarik hati orang.
c. Dengan adanya berita-berita
ghaib, itu dapat dijadikan ibrah guna memperkokoh iman kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah yang benar.
d. Dapat dijadikan hujjah dalam
menyampaikan kebenaran al-Qur’an bagi orang-orang yang ragu.
e. Dapat mengokohkan keyakinan akan
kebenaran Risalah Muhammad SAW.
f. Dapat mengetahui keagungan Allah
dengan mengenal isyarat ilmiah yang ada di alam dunia.
g. Dapat menjadi motivasi untuk
selalu bereksperimen, berinovasi, dan berkarya dalam ilmu pengetahuan.
h. Mengetahui kelemahan dan
kekurangan manusia.
i. Aturan-aturan hukumnya dapat
dijadikan sebagai landasan dalam beribadah, baik ibadah secara vertikal ataupun horizontal. Dapat menjaga
kehormatan, harta, jiwa, akal, dan
keturunan dengan menganut dan mengindahkan tasyri-Nya.
Dengan
terselesainya pembuatan makalah ini, tidak lupa kami Tim Penulis mengarapkan
segala kritik serta saran yang membangun demi tercapainya makalah yang jauh
lebih baik dari sebelumnya, mengingat dalam pembuatan makalah ini Tim Penulis
menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dari segi penulisan, bahasa, serta
isi materi yang mungkin kurang jelas atau kurang lengkap. Untuk itu Tim Penulis
memohon kerja samanya dalam pembuatan makalah-makalah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar. 2013. Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Itqan
Publishing.
0 Response to "Makalah Dari Al-Quran dan Aspek Ilmu Pengetahuan"
Post a Comment