Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Prof. DR. Henry Guntur Tarigan/ 1990

BAB SATU
PENDAHULUAN

KETERAMPILAN BERBAHASA
Keterampilan berbahasa (languange arts) dalam kurikulim mencakup empat segi, yaitu :
a.   Keterampilan menyimak (listening skills)
b.   Keterampilan berbicara ( speaking skiils)
c.   Keterampilan membaca ( reading skills)
d.   Keterampilan menulis ( writing skuills)

                  Bahasa seseorang mencerminkan pemikirannya. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berfikir.
      Hubungan keempat keterampilan tersebut :

1.   Menyimak dan Berbicara
            Merupakan komunikasi dua arah secara langsung , merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication.

Hubungan antara menyimak dan membaca:
a.   Ujaran(speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Oleh karena itu model atau contoh yang disimak serta direkam oleh anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
b.   Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang ditemuinya dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam penyampaian gagasan-gagasannya.
c.   Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempatnya hidup. Hal ini terlihat dalam ucapan,intonasi, kosa kata, penggunaan kata-kata, dan pola kalimatnya.
d.   Anak yang masih kecil dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjag dan rumit daripada kalimat yang dapat diucapkannya.
e.   Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
f.    Bunyi suara merupakan faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata sang anak.
g.   Berbicara dengan bantuan alat peraga( visual aids) akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
Langsung
Apresiatif       menyimak
Reseptif         
Fungsional

Tatap muka
 

Dua arah

Langsung
Berbicara       produktif
ekspresif

Gambar 1 : hubungan antara menyimak dan berbicara
2.   Menyimak  dan Membaca
            Menyimak dan membaca mempunya persamaan yaitu bersifat receptif (menerima informasi dari sumber), perbedaannya menyimak menerima informasi dari sumber lisan sedang membaca dari sumber tulisan.

Hubungan antara menyimak dan membaca ,yaitu :
a.   Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh guru melalui bahasa lisan , dan kemampuan sang anak untuk menyimak penting sekali.
b.   Menyimak merupakan cara atau model utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning).
c.   Kosa kata simak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran membaca secara baik.
d.   Korelasi antara menyimak dan membaca sangat tinggi, 80 %
e.   Diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif.
f.    Menyimak turut membantu untuk menangkap ide pokok atau gagasan utama yang diajukan oleh sang pembicara.

Pendapat dari pakar lain mengenai hubungan antara menyimak dan membaca , yaitu :
a.   Membaca dan menyimak menuntut siswa untuk memilih suatu kesiapan kecakapan. Hal ini   
      mencakup kedewasaan mental, kosa kata, kemampuan mengikuti urutan ide-ide, dan minat terhadap bahasa.
b.   Maksud dan tujuan antara menyimak dan membaca bersifat fungsional dan apresiatif.
c.   Baik dalam membaca maupun menyimak biasanya kata bukanlah merupakan kesatuan pemahaman, tetapi memengaruhi pemahaman terhadap frase, kalimat, dan paragraf dan lebih tertuju pada hal tersebut ketimbang pada kata tunggal itu sendiri.
d.   Membaca dan menyimak dapat melibatkan interpretasi kritis dan kreatif terhadap bahan sebagai tambahan terhadap pemahaman suatu kalimat atau bagian secara tepat dan alamiah.
e.   Membaca dan menyimak dapat berlangsung dalam situasi individual maupun sosial.

Tujuan menyimak
Tujuan membaca
1.   1. Untuk membedakan dan menemukan unsur fonetik dan struktur kata lisan.
1. Mempergunakan cuplikan cuplikan yang mengandung kata-kata yang bersajak
2.   2. Untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi, kata, dan ide baru kepada penyimak.
2.Membaca nyaring, langsung, atau buatan. Dalam hal ini rekaman dapat digunakan.
3.   3. Menyimak secara terperinci untuk dapat menginterpretasikan ide pokok dan menanggapinya secara tepat.
3.Sesudah menyimak , menunjukkan ide pokok beserta detail yang terpancar darinya.
4.   4. Menyimak ide utama yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat penunjuk.
4.Memahami kalimat penunjuk itu terjadi dalam posisi yang beraneka ragam.
Gambar 2 : tujuan menyimak dan membaca

3.   Berbicara dan Membaca
      Beberapa penelitian telah memperlihatkan hubungan yang erat anatara perkembangan kecakapan lisan dan kesiapan membaca.
     
Telaah penelitian antara hubungan bidang lisan dan membaca, antara lain :
a.   Performa atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b.   Pola ujaran yang tuna aksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggu belajar anak.
c.   Pada tahun utama sekolah ujaran membentuk suatu dasar bagi mereka, sedang bagi anak yang lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka, misalnya kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif serta penggunaan kata-kata yang tepat.
d.   Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan harus diajarkan langsung.

4.   Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis
a.   Sang anak belajar berbicara jauh sebelum ia dapat menulis, sedang kosa kata , pola kalimat, serta organisasi ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan bahan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.
b.   Sang anak yang yang telah dapat menulis dengan lancar biasanya dapat pula menuliskan pengalaman pertamanya secara tepat tanpa didahuluin ekspresi lisan.
c.   Komunikasi tulis cenderung lebih unggul dalam isi pikiran maupun kalimat .
d.   Membuat catatan serta merakit bagan atau kerangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong para siswa mengutarakan ide tersebut kepada para pendengar.

BELAJAR DENGAN MENYIMAK
            Mempelajari suatu bahasa dapat dilakukan denga tiga jalan :
1.   Menyimaknya,
2.   Menirunya, dan
3.   Mempraktikannya.
4.   Langakah mengajarkannya:

LINGUISTIK DAN GURU BAHASA
Linguis adalah ilmuan. Ada linguis murni dan ada linguis terapan. Seringkali terlihat bahwa pusat perhatian linguis dan guru bahasa tidaklah sama. Sang linguis pertama kali berhubungan denga teori bahasa. Sang guru memusatkan perhatian pada kemampuan anak berbicara dan menulis secara efektif  khususnya, dan pada keterampilan berbahasa ( menyimak, berbicara, menulis, membaca) pada umumnya.

Secara garis besar dapat kita rangkum bahwa :
1.   Perhatian ahli atau paka tertuju pada :
a.   Teri bahasa
b.  Unsur bahasa
c.   Sejarah bahasa
d.  Telaah bahasa
e.   Deskripsi bahasa
f.   Universalia (kesemestaan)        bahasa
g.  Cara kerja bahasa
2.       Perhatian guru tertuju pada :
a.       Pengajaran bahasa
b.       Pelajaran bahasa
c.        Keterampilan berbahasa
d.       Evaluasi
e.        Tujuan
f.        Latihan
g.        Problematik
h.       remedi

8 prinsip bahasa yang harus diketahui guru :
1.   bahasa adalah suatu sistem.
2.   bahasa adalah vocal.
3.   bahasa tersusun dari lambang-lambang arbitrer.
4.   setiap bahasa bersifat unik dan mempunyai ciri khas.
5.   bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan.
6.   bahasa adalah sarana komunikasi.
7.   bahasa berhubungan dengan budaya setempat.
8.   bahasa itu berubah dan dinamis.

10 FUNGSI BAHASA
1.   fungsi instrumental melayani pengelolaan lingkungan.
2.   fungsi regulasi bahasa adalah mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa.
3.   fungsi representasional adalah penggunaan bahsa untuk membuat pernyataan , menyampaikan
      fakta dan pengetahuan menjelaskan, melaporkan atau menggambarkan realitas yang sebenarnya.
4.   fungsi interaksional berfungsi untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi sosial.
5.   fungsi personal bahasa memberi kesempatan pada seorang pembicara untuk mengekspresikan perasaan , emosi, pribadi, serta reaksinya yang mendalam.
6.   fungsi heuristik melibatkan penggunaan bahasa untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan.
7.   fungsi imajinatif bahasa melayani penciptaan sistem  atau gagasan yang bersifat imajinatif.
8.   fungsi matetik pada dasarnya mempergunakan bahasa untuk belajar pada masa anak-anak.
9.   Fungsi ideasional muncul dari penggunaan bahasa untuk belajar lanjutan pada masa anak-anak.
10. fungsi pragmatik bahasa digunakan untuk memancing tindakan atau responsi dari orang lain.

BAB DUA
MENYIMAK

Kalau membaca merupakan proses besar dalam melihat, menginterpretasikan atau menafsirkan lambang-lambang tulis , menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan (anderson, 1972: 68). Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (russel & russell , 1959 ; anderson ,1972 : 69)

SEMBILAN TAHAPAN MENYIMAK
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan kepada hal di luar pembicaraan.
3. Setengah menyimak karena terganggu dengan kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
4. Menyimak serapan karena keasyikan menyerap dan mengabsorpsi yang kurang                   penting.
5. Menyimak sekali-kali, meyimpan sebentar apa yang disimak, hanya memperhatikan        kata-kata yang menarik hatinya saja.
6. Menyimak asosiatif , hanya mengingat-mengingat pengalaman pribadi secara konstan    yang mengakibatkan penyimak tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang       disampaikan.
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar atau pertanyaan.
8. Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran      pembicara
9. Menyimak secara aktif untuk menemukan pikiran,pendapat, dan gagasan sang    pembicara.

TUJUH TAHAPAN DALAM MENYIMAK
1.      Isolasi, pada tahap ini penyimak mencatat aspek individual kata lisan dan memisah-misahkan bunyi, ide, fakta, organisasi khusus, begitu pula stimulus lainnya.
2.      Identifikasi, sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.
3.      Integrasi, menyatupadukan sesuatu yang kita dengar denngan informasi lain yang telah kita simpan dalam otak.
4.      Inspeksi, pada tahap ini informasi yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut.
5.      Interpretasi, pada ttahap ini kita secara aktif mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu.
6.      Interpolasi,selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan memberi informasi, tanggungjawab kitalah untuk menyediakan  serta memberikan data-data dan ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman kitauntuk mengisi serta memenuhi butir pean yang kita dengar.
7.      Instropeksi, dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita berupaya untuk mempersonalisasikan informasi tersebut dan menerapkannya pada situasi kita sendiri.

RAGAM MENYIMAK
1.      MENYIMAK EKSTENSIF
                        Adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih     bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah langsung bimbingan seorang         guru.tujuannya adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru.
                  a. Menyimak sosial
                  Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau       obrolan dalam situasi-situasi sosial denngan suatu maksud. Menyimak serta memahami      peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut.

                  b. Menyimak sekunder
            Menyimak sekunder adalah menyimaks secara kebetulan dan secara ekstensif. Contoh :     menyimak musik yang mengiringi ritme tarian secara sayup-sayup sementara kita        menulis surat untuk teman dirumah.

                  c. Menyimak pasif
            Adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang mengakibatkan kita kurang teliti.

Kita hendaknya memberi keempatan untuk otak kita bekerja sefisien mungkin dengan cara :
1.      Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak
2.      Tenang dan santai
3.      Jangan memasang rintangan bagi bunyi
4.      Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak
5.      Beri kesempatan bagi telinga dan otak bekerja, sementara kita mengerjakan sesuatu yang lain.

2.      MENYIMAK INTESIF
            Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi , dikontrol terhadap hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan pertimbangan hal yang penting, antara lalin sebagai berikut :
                  a. Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan sebagai bagian dari program        pengajaran bahasa, atau
                  b. Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian secara umum.

Jenis-jenis menyimak intensif :
a.   Menyimak  kritis
                  Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seseorang dari pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima dengan akal sehat.

Kegiatan yang mencakup dalam kegiatan membaca kritis :
1.   Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan uujaran yang cepat ,kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimatnya.
2.   Menentukan alasan “mengapa”
3.   Memahami aneka makna petunjuk konteks
4.   Membedakan fakta dan fantasi yang relevan dari yang tidak relevan.
5.   Membuat keputusan-keputusan
6.   Menarik kesimpulan
7.   Menemukan jawaban bagi masalah tertentu
8.   Menentukan informasi tambahan atau informasi bagi suatu topik
9.   Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa umum atau bahasa yang belum lazim dipakai.
10. Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran, atau adanya prasangka atau kecerobohan.

Situasi - situasi khusus yang menuntut kita menyimak kritis antara lain pidato-pidato politis,
filosofis, dan kata –kata memeikat dari tukang obral.

Empat konsep penting dalam meyimak kritis, yaitu :
1.   Penyimak harus yakin bahwa sang  pembicara telah mendukung serta mendokumentasikan masalah-masalah yang mereka kemukakan.
2.   Penyimak berharap agar sang pembicara mengemukakakan masalah- masalh khusus.
3.   Penyimak mengharap agar sang pemmbicara mendemontrasikan keyakinannya pada suatu topik tertentu.
4.   Penyimak harus percaya dan menuntut dengan tegas agar sang pembicara bergerak dari hal- hal yang umum ke hal-hal yang khusus.

b.   Menyimak konsentratif ( menyimak sejenis telaah)
Kegiatan yang  mencakup menyimak konsentratif ini, yaitu :
1.   Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan
2.   Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat.
3.   Mendapatkan informasi tertentu
4.   Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam
5.   Merasakan serta menghayati ide sang pembicara , sasaran ataupun pengorganisasiannya
6.   Memahami urutan ide sang pembicara
7.   Mencari dan mencatat fakta penting.

c.   Menyimak kreatif
                  Menyimak kreatif adalah kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif terhadap penyimak terhadap bunyi, pengihatan, gerakan serta perasaan kinestetik yang disarankan atau disarankan dari sesuatu yang disimaknya.
     
Kegiatan menyimak kreatif :
1.   Menghubungkan atau mengasosiasikan makna-makna dengan segala jenis pengalaman menyimak
2.   Membangun atau mengasosiasikan imaji visual dengan baik, sementara menyimak ;
3.   Menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikitan imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan
4.   Mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah serta sekaligus memriksa dan menguji hasil pemecahan atau penyelesaian tersebut.

d.   Menyiamak eksplorasif
                  Menyimak eksplorasif adalah menyimak yang bersifat menyelidik adalah kegiatan menyimak intensif denagn maksud menyelidiki sesuatu yang lebih terarah dan lebih sempit.
Dalam kegiatan menyimak seperti ini penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan :
1.        Hal baru yang menarik perhatian
2.        Informasi tambahan mengenai suatu topik, dan
3.        Isu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik

e.   Menyimak  interogatif
                  Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir dari pembicara karena penyimak mengajukan banyak pertanyaan.
                  Dengan mengharapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pembicara , penyimak mengharapkan dapat memperoleh informasi dan pengetahuan sebnayak mungkin dari segala spek pokok pembicaraan tersebut.

f.    Menyimak selektif
Urutan menyimak selektif :
1.        Nada suara
2.        Bunyi-bunyi asing
3.        Bunyi- bunyi yang bersamaan
4.        Kata-kata dan frasa-frasa

PROSES MENYIMAK
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses.

KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR
      Taman kanak- kanak  ( 4,5 – 6 tahun)
1.   Meyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok- kelompok bermain
2.   Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita atau dongeng
3.   Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana

Kelas satu (6,5- 7 tahun)
1.   Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-                                 jawaban bagi pertanyaan
2.   Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang didengarnya
3.   Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata dan lingkungan

Kelas dua (6,5- 8 tahun)
1.   Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat
2.   Membuat saran dan usul dan mengemukakan pertanyaan untuk mengecek pengertiannya
3.   Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak , kapan sebaiknya pula tidak menyimak

Kelas tiga dan empat (7,5- 10 tahun)
1.   Sungguh –sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber informasi dan sumber kesenangan
2.   Memperlihatkan keangkuahan dengan kata-kata atau ekspresi yang tidak mereka phami maknanya
3.   Menyimak laporan orang lain

Kelas lima dan enam ( 9,5 – 12 tahun)
1.   Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan- kekeliruan , kesalahan, propaganda, dan petunjuk-petunjuk yang keliru
2.   Menyimak pada aneka ragam cerita puisi ,rima kata, dan mempeoleh kesenangan dalam menemui tipe- tipe baru.

HAL- HAL YANG PERLU DISIMAK
1.   Bunyi- bunyi fonemis/bunyi distingtif bahasa yang bersangkutan pada akhirnya fariasi fonem yg bersifat personal/dialek seperti diucapkan penduduk pribumi/ pembaca asli
2.   Urutan bunyi beserta pengelompokannya , panjangnya jeda dan pola intonasi
3.   Kata-kata tugas beserta perubahan–perubahan bunyi sesuai posisinya di depan kata-kata lain.
4.   Infeksi-infeksi untuk menunjukkan jamak , waktu, milik ,dan sebagainya
5.   Perubahan bunyi dan pertukaran fungsi yang ditimbulkan oleh derivasi, misalnya adil, keadilan, pengadilan, mengadili, damn diadili dalam bahasa indonesia
6.   Pengelompokan struktural , misalnya yang brhubungan dengan frsa-frasa verbal , preposisional
7.   Petunjuk–petunjuk urutan kata uang menyangkut fungsi dan makna
8.   Makna kata-kata yang bergantung pada konteks atau situasi pembicaraan , misalnya kaki meja, kaki gunung, kaki tangan musuh, tingginya seribu kaki , dan sop kaki
9.   Kata-kata salam dan kata- kata sapaan , kata-kata pendahuluan, dan kata keraguan yang terdapat dalam pembicaran
10. Makna budaya yang terkandung atau tersirat dalam suatu pesan atau ujaran.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Prof. DR. Henry Guntur Tarigan/ 1990"