Pentingnya Pembelajaran Sastra Untuk Siswa
Dewasa ini pembelajaran sastra di
kalangan siswa masih menjadi momok yang menakutkan. Betapa tidak, porsi
pembelajaran yang diberikan ke siswa sangatlah kurang. Bukan hanya itu saja,
masih banyaknya siswa yang tidak tertarik terhadap sastra. Padahal kebutuhan
akan sastra sangat penting, mengingat banyaknya manfaat yang terkandung di
dalamnya. Siswa bisa mengetahui dari segi pengertiannya, sejarah sastra, jenis-jenis
sastra, nilai-nilai apa saja yang bisa dipetik dari sastra itu sendiri, dan
meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Hal demikian merupakan
sebuah ironi dan sebuah bentuk keprihatinan, dan wajar saja jika siswa
seringkali mengeluh tentang sulitnya mempelajari sastra. Salah satu bentuk
nyata dalam dunia pendidikan adalah kurangnya apresiasi terhadap karya sastra.
Pengertian apresiasi sastra itu
sendiri merupakan suatu kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh
hingga tumbuh pengertian yang baik terhadap sastra. Bentuk apresiasi sastra
dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan seperti pementasan drama,
pembacaan puisi, menulis cerita pendek, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan sastra. Jika melihat perkembangan pembelajaran sastra dari
sudut pandang yang berbeda, akan tampak jelas bahwa tujuan pembelajaran sastra
ialah memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman dari berbagai
bacaan. Bukan hanya itu saja, siswa diharapkan paham dan mampu
terlibat di dalam suatu buku ajarnya. Pembelajaran sastra harus membuat siswa
merasa senang membaca dan gemar mencari sumber bacaan. Untuk itu, perlu adanya
perubahan nyata untuk menunjang proses pembelajaran sastra di kalangan siswa.
Salah satu cara terbaik untuk
membuat siswa tertarik kepada sastra ialah memberikan siswa lingkungan yang
kaya dengan buku-buku sastra. Buku-buku yang dimaksud adalah buku yang
berisikan karya sastra yang dipandang memiliki kandungan nilai-nilai positif,
dan ilmu tentang sastra yang berguna, bermanfaat, serta dapat diaplikasikan
dengan mudah oleh siswa itu sendiri. Maka dari itu, sebagai pendidik, guru
haruslah memperkenalkan berbagai ragam buku atau karya sastra kepada siswanya,
semisal novel, puisi, drama, atau prosa serta cerita-cerita fiksi maupun
non-fiksi sastra.
Selanjutnya, berikanlah waktu yang
cukup bagi siswa untuk membaca, dan mempelajari buku sastra tersebut. Guru juga
harus memantau dan membahas buku atau karya sastra yang dipelajari oleh
siswanya. Untuk pembahasan lebih lanjut, akan dibahas beberapa karya sastra
yang dipandang baik dan sesuai bagi pembelajaran siswa di sekolah. Mulai dari
puisi Menyesal karya Ali Hasjmi. Puisi yang dibuat pada
angkatan 30-an ini memiliki banyak kandungan nilai-nilai kehidupan yang
disampaikan oleh penulisnya, semisal memanfaatkan waktu semasa muda untuk
menambah ilmu pengetahuan yang kelak akan berguna saat tua nanti, jangan
bertindak ceroboh dalam melakukan setiap tindakan, dan kita dianjurkan untuk
tidak menyesali setiap aktivitas yang pernah dikerjakan. Yang lebih penting
dari itu semua, bahwasanya penulis menekankan kepada kita sebagai penerus
bangsa, sudah menjadi kewajiban untuk melakukan berbagai hal yang mendukung
kebaikan hidup dengan memanfaatkan masa muda sebaik mungkin. Bukankah itu hal
yang positif untuk siswa sendiri?
Jika Ali Hasjmi menyampaikan
pemikirannya melalui puisi, beda lagi dengan karya sastra yang satu ini.
Novel Salah Asuhan misalnya, novel karya Abdul Muis tersebut
lebih menekankan kepada perilaku, sopan santun, dan suatu pola atau gaya hidup
seseorang. Dapat kita cermati bagaimana perilaku tokoh Hanafi yang
kebarat-baratan, padahal ia adalah anak pribumi asli. Boleh-boleh saja kita
mengikuti budaya barat, namun kita juga harus selektif dan cerdas dalam memilih
mana saja atau layak tidaknya budaya tersebut bagi diri siswa dan harus
disesuaikan dengan budaya bangsa kita sendiri. Selain itu, sikap Hanafi yang
keras kepala dan temperamental ditujukan melalui ucapan dan tindakan
penganiayaan kepada isterinya sendiri, Rapiah. Hal yang dilakukan Hanafi
merupakan cerminan sifat buruk yang tidak pantas untuk dicontoh siswa.
Maka dari itu, perlunya pembinaan
dari pendidik untuk mengarahkan siswanya menuju kebaikan. Karya sastra yang
terakhir akan dibahas dalam tulisan ini adalah sajak Aku karya
Chairil Anwar. Dalam sajak tersebut kita bisa memahami maksud dan tujuan
penulisnya secara jelas, bagaimana ia menuangkan ide-ide kreatifnya, keluh
kesahnya terhadap kehidupannya. Sikap keteguhan atau keyakinan yang kuat dari Chairil
Anwar contohnya, dapat diaplikasikan dalam kehidupan masing-masing siswa.
Bagaimana penulis mengajarkan kepada kita untuk menyikapi berbagai permasalahan
yang kompleks, bahkan bisa dikatakan krusial dengan bermodalkan keteguhan dan
keyakinan. Lebih konkritnya bagi pembelajaran siswa ialah adanya suatu tataran
kehidupan yang terkadang menyulitkan siswa, namun siswa itu sendiri diharapkan
mampu menghadapi dan menyelesaikannya.
Perlu kita ketahui bahwa sastra
merupakan cerminan cipta, rasa, sikap, jiwa, pemikiran dari penyair atau
pengarangnya. Apa yang telah disampaikan penulis haruslah menjadi sebuah
pembelajaran bagi siswa menuju arah yang lebih baik, bukan sebaliknya. Memang
memahami sastra bukanlah perkara mudah, butuh pemahaman lebih dari berbagai
aspek, pengetahuan, sumber-sumber yang mendukung, serta adanya bimbingan dari
pendidik, dalam hal ini guru. Dari beberapa karya sastra yang sudah dibahas di
atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra terhadap siswa merupakan hal
yang sangat berguna, bermanfaat, dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya di lingkungan sekolah. Terakhir, hal yang tidak boleh ditinggalkan
atau dilupakan dalam pembelajaran sastra ialah adanya bentuk aprsesiasi siswa
terhadap sastra juga harus ditingkatkan sebab siapa lagi yang mengapresiasi
sastra kalau bukan dari siswanya sendiri?
0 Response to "Pentingnya Pembelajaran Sastra Untuk Siswa"
Post a Comment