Budaya Membaca di Indonesia




           Membicarakan minat baca orang Indonesia tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Setiap tahunnya berbagai media Indonesia tidak henti-hentinya memberitakan permasalahan tersebut. Terlebih pada 23 April kemarin, diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Maka, tidak mengherankan jika minat baca Indonesia menjadi perbincangan yang sedang hangat akhir-akhir ini. Kondisi minat baca bangsa Indonesia memnag cukup memprihatinkan. Berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang hanya satu saja yang memiliki minat baca (membaca dengan keseriusan tinggi). Belum lagi data dari studi “Most Littered National In the Word” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

BACA JUGA : TIPS MEMPEROLEH IP DI ATAS 3,5 SETIAP SEMESTER 

        Selama ini kita tahu, membaca merupakan aspek penting untuk meningkatkan taraf  mutu pendidikan Indonesia. Jika membaca saja sudah malas, bagaimana mungkin pendidikan kita akan maju? Padahal membaca merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tersebut digunakan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Jika SDM yang kita miliki rendah, bagaimana bisa membangun sebuah negara yang maju dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan? Seiring waktu kita akan menjadi bangsa yang tertinggal dan terus terpuruk dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Itulah mengapa problematika membaca menjadi salah satu permasalahan serius yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Jika menilik contoh konkretnya, kita sudah tertinggal jauh dari negara lain. Di Malaysia misalnya, setiap orang menyantap tiga judul buku per tahunnya. Negara maju seperti Jepang lebih tinggi lagi, yakni lima sampai sepuluh buku per tahunnya. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini semakin menyebabkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia hanya jalan di tempat dan cenderung mundur.
          Yang menjadi pertanyaan di sini, apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk memperbaiki budaya minat baca Indonesia yang kian hari kian rendah? Tentunya langkah-langkah bijak seperti menggiatkan sosialisasi mulai dari memperbanyak kegiatan membaca, baik di sekolah maupun di rumah, pengadaan sarana dan prasarana seperti penyediaan buku-buku bacaan dan pelajaran di perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah, menyediakan buku-buku bacaan yang murah dan berkualitas melalui pameran buku maupun memperbanyak taman-taman bacaan masyarakat. Kita berharap pemerintah semakin peduli dan serius dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan budaya membaca masyarakat Indonesia. Kita ketahui apabila budaya membaca memiliki manfaat yang positif untuk orang Indonesia itu sendiri, semisal 1) dapat meningkatkan pengembangan diri, 2) meningkatkan intelegensi (intelekual), 3) meningkatkan minat dan pemahaman pada suatu bidang ilmu, 4) menambah wawasan sehingga semakin luas, dan 5)  pola pikir masyarakat Indonesia semakin matang, dan 6) sebagai awal yang baik untuk belajar menulis.

BACA JUGA : PENTINGNYA PEMBELAJARAN SASTRA UNTUK SEKOLAH

        Kita sebagai manusia terpelajar, terutama kalangan mahasiswa juga dapat memberikan kontribusi nyata untuk menumbuhkan minat baca di kalangan orang Indonesia, di antaranya: memotivasi setiap anggota keluarga untuk gemar membaca, mendorong para guru di sekolah untuk menekankan pentingnya membaca buku sebelum pelajaran dimulai, rutin melakukan bazar buku, dan meningkatkan promosi serta sosialiasi gerakan gemar membaca. Harapan besar budaya masyarakat untuk membaca semakin tinggi sehingga tujuan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa dapat terwujud.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Budaya Membaca di Indonesia "