Masalah Cerdas Tidaknya Seseorang - Cara Pandang yang Berbeda

Ada sesuatu hal yang membuat saya tertarik untuk mengupasnya. Nyatanya, dalam sepersekian detik terlintas dalam otak saya untuk mengetik tulisan jelek ini, Masalah Cerdas Tidaknya Seseorang. Menarik, bukan? Bilang saja menarik agar penulisnya bahagia. Sebelum lebih jauh pokok bahasan kita, dari cerdas sendiri, definisi apa yang mampu memecahkan kegelisahan dari penulisnya ini? Ada yang tahu, cerdas seperti apakah, dari segelintir kalian yang membaca tulisan ini? Tentang cerdas, bukan pintar. Cerdas menurut pandangan saya: 1) mampu menempatkan segala sesuatu, 2) mampu membawa diri secara baik dalam berbagai lingkungan di manapun dan kapanpun orang itu berada, dan 3) mampu memaksimalkan peluang dan kesempatan yang kita temui. Perlu digarisbawahi, kesempatan pada umumnya tidak datang untuk kedua kalinya, bahkan untuk kesekian kalinya. Setujukah kalian, pembaca yang budiman terkait dengan definisi yang telah saya sebut sebelumnya? Atau mungkin di antara kita terdapat perbedaan dalam menafsirkan cerdas? Silahkan, cobalah untuk berbagi cerita terkait persoalan cerdas yang sedang dibahas ini.
           Akhir-akhir ini, kiranya dalam jangka waktu empat hari, saya menyelesaikan membaca sebuah buku yang  saya pinjam dari perpustakaan kampus saya. Buku tersebut berjudul, Jurus Jitu Nulis Artikel yang Baik dan Benar, karya Nurudin. Sekali lagi, dari judulnya saja amatlah menarik, sebab saya termasuk orang yang sedang belajar untuk menulis. Keren dan indah sekali. Kapan-kapan saya ingin menyamai buku 167 lembar tersebut dengan kata-kata yang lebih bombastis. Semoga terwujud. Bagian dari motivasi diri mengapa saya tulis kalimat seperti itu. Baik, pada halaman ke-22, bab 4 tentang Hidup Ini Terus Berubah, Segeralah Menulis. Di dalam buku itu dituliskan, kurang lebih seperti ini: dengan kata lain, cerdas bukan jaminan kesuksesan seseorang. Berangkat dari kalimat yang saya kutip barusan, ada ketimpangan tafsiran jika kalian bandingkan dengan persepsi yang saya bangun dari istilah cerdas. Beda sekali, bahkan teramat berbeda. Ketika saya membaca kalimat pada buku tersebut, bahkan beberapa kali pula saya berpikir sekian kali untuk mencerna kalimat tersebut. Entah dasar apa yang membuat si penulis berkata demikian. Berbeda kasusnya sebab saya mengatakan jika cerdas salah satu menuju jalan untuk menapaki anak demi anak tangga menuju puncak yang diidamkan. Atau kalau kita ganti, menjadi cerdas adalah sebuah petunjuk bagi manusia yang ingin mencapai kesuksesan berbagai hal dalam kehidupan. 
        Lantas, apa yang bisa kita petik dari bahasan di atas? Cerdas menurut kalian seperti apa? Apakah cerdas bukan jaminan untuk sukses atau cerdas hanya sebagai kiasan dari kata sukses? Yang ingin dicapai seseorang dalam setiap fase hidup yang sudah dilewatinya tentunya. Sungguh, bagi saya sendiri ini merupakan suatu pembelajaran yang berharga. Mungkin Anda termasuk yang beruntung karena berhasil mencerna kalimat demi kalimat yang saya susun demikian rupanya. Bahwa, salah satu dari beberapa kemungkinan, dari berbagai definisi dan pengertian akan suatu hal akan melahirkan pernyataan pendapat yang berbeda satu sama lain. Semua, tidak ada pengecualian atau pengistimewaan suatu kebendaan. Bukan barang rongsok yang harus kita buang begitu saja, namun demikian kita bisa belajar tentang hidup yang terus berubah dan berkembang. Apalagi tentang kemasyarakatan, itu dinamis dari waktu ke waktu. Maka, semoga saya terus belajar dari apa-apa saja yang menggugah rasa ketidaktahuan saya selama ini, Anda juga. Ingat, ini merupakan harga yang tak ternilai oleh berapapun uang yang Anda peroleh, dari barang mewah yang Anda punyai, atau jumlah warisan keluarga yang ditinggal untuk Anda. Saya perlu lebih mendewasakan diri dalam mengambil sikap, saya harus pintar membawa diri!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masalah Cerdas Tidaknya Seseorang - Cara Pandang yang Berbeda"