Setan Manisku
Gincu merah merona
Bibir tebalmu
Senyum kerucut
Pahit sedu
sedang-sedang saja
Lenggak-lenggok jalanan
sempit
Tepuk riuh merekah
Siul-siul genit
Curi-curi pandang
Datang seorang lelaki
“Sudah, berapa
semuanya?”
Ucapnya santun
Wajah-wajah orang parlente
Gadis itu manyun saja
“Bapak berani berapa?”
Angguknya penuh harap
Mata memang tak bisa
menipu
Bila benar itu gadisku
Ku kan robek otaknya
Yang katanya pintar,
yang hatinya suci
Kelak ia sadar kembali
dari mabuknya
0 Response to "Setan Manisku "
Post a Comment